Muhyiddin Ibnu Arabi adalah seorang sufi di abad pertengahan, kehidupan dan tulisan-tulisannya sekarang banyak mempengaruhi pemikiran di Timur maupun Barat. Oleh masyarakat Arab, beliau dikenal sebagai Syekh Akbar, sedangkan orang-orang Kristen Barat melalui terjemahan langsung mengenalnya Doktor Maksinius.
Ibnu Arabi adalah penganut faham Tauhid Wujudi bahkan ia merupakan panutan dalam pemikiran ini. Pemikiran yang selalu menjadi sasaran tajam dari kaum fuqoha. Pemikiran inilah yang menjadi landasan konsep pendidikannya bahkan semua pola pikirnya berpusat pada faham ini.
Dalam menjelaskan konsep Wahdatul Wujud Ibnu Arabi mengatakan:
"Ketahuilah bahwa wujud ini satu namun Dia memiliki penampakan yang disebut dengan alam dan ketersembunyiannya yang dikenal dengan asma (nama-nama), dan memiliki pemisah yang disebut dengan barzakh yang menghimpun dan memisahkan antara batin dan lahir, itulah yang dikenal dengan Insan Kamil".
Meskipun Ibnu Arabi dipandang sebagai seorang intelektual sufi, baginya mahabbah adalah merupakan daripada ajaran tasawuf bukan makrifat, karena kesatuan tauhid lebih memungkinkan terjadi melalui mahabbah. Ia merumuskan dalam konsep kesatuan wujud yang merupakan konsep Islam tentang advaita Vedanta dan ia searti dengan tao.
Konsep tersebut menyatakan bahwa tidak ada satupun eksistensi yang terwujud melainkan Allah.

sumber: Tasawuf Madzhab Cinta.
Ibnu Arabi adalah penganut faham Tauhid Wujudi bahkan ia merupakan panutan dalam pemikiran ini. Pemikiran yang selalu menjadi sasaran tajam dari kaum fuqoha. Pemikiran inilah yang menjadi landasan konsep pendidikannya bahkan semua pola pikirnya berpusat pada faham ini.
Dalam menjelaskan konsep Wahdatul Wujud Ibnu Arabi mengatakan:
"Ketahuilah bahwa wujud ini satu namun Dia memiliki penampakan yang disebut dengan alam dan ketersembunyiannya yang dikenal dengan asma (nama-nama), dan memiliki pemisah yang disebut dengan barzakh yang menghimpun dan memisahkan antara batin dan lahir, itulah yang dikenal dengan Insan Kamil".
Meskipun Ibnu Arabi dipandang sebagai seorang intelektual sufi, baginya mahabbah adalah merupakan daripada ajaran tasawuf bukan makrifat, karena kesatuan tauhid lebih memungkinkan terjadi melalui mahabbah. Ia merumuskan dalam konsep kesatuan wujud yang merupakan konsep Islam tentang advaita Vedanta dan ia searti dengan tao.
Konsep tersebut menyatakan bahwa tidak ada satupun eksistensi yang terwujud melainkan Allah.
sumber: Tasawuf Madzhab Cinta.