Beliau adalah seorang sufi yang bernama lengkap Syihabuddin Yahya bin Hafasy bin Amirek Suhrawardi dan beliau mendapat gelar al Maqtul. Beliau lahir pada tahun 549 H didesa Suhrawardi dekat dengan kota Zanjan di sebelah utara Persia.
Beliau hidup dalam lingkungan keluarga yang taat menjalankan perintah agama, membuat dirinya sejak kecil mempelajari dasar-dasar agama termasuk belajar membaca dan memahami Al Qur'an. Disamping itu beliau mendapat pendidikan agama dari lingkungan keluarganya, beliau juga belajar kepada tokoh-tokoh agama yang terkenal seperti, Imam Muhyuddin al Jaili, Syekh Zahiruddin al qari dan Syekh Al Mardini. Diantara ilmu-ilmu pengetahuan yang dipelajari adalah ilmu Fiqih, Tafsir, Kalam, Mantiq, Tasawuf, Filsafat India, Yunani, dan Filsafat Islam.
Setelah beliau selesai dalam belajar agama, lalu beliau ingin menambah pengalamannya dengan mengunjungi berbagai negara untuk mengkaji dan mendalami ilmu yang telah ia miliki dengan berdiskusi dengan para ulama' terkenal diberbagai daerah seperti Aleppo, damaskus, Antholia, dll. Dalam pengembaraan itu beliau menggunakan waktu luangnya untuk mengadakan perenungan sufi dan mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah secara kaum dan rutin.
Setelah beliau memperoleh dan pengalaman banyak dari pengembaraan tersebut, lalu beliau mengajarkan ilmu kepada para muridnya berupa filsafat israq berupa sikretisme antara paham agama, seperti Hindu, Zoroester, Yunani, dan ajaran Karamitha dan Syi'ah. Oleh karena ajaran yang dibawah Al Maqtul dianggap oleh Sultan Salahuddin al Ayyubi menyimpan dari ajaran Islam dan dapat menyesatkan umat, maka beliau mendapat hukuman berupa hukum bunuh.
Insya' Allah, bersambung......,
Beliau hidup dalam lingkungan keluarga yang taat menjalankan perintah agama, membuat dirinya sejak kecil mempelajari dasar-dasar agama termasuk belajar membaca dan memahami Al Qur'an. Disamping itu beliau mendapat pendidikan agama dari lingkungan keluarganya, beliau juga belajar kepada tokoh-tokoh agama yang terkenal seperti, Imam Muhyuddin al Jaili, Syekh Zahiruddin al qari dan Syekh Al Mardini. Diantara ilmu-ilmu pengetahuan yang dipelajari adalah ilmu Fiqih, Tafsir, Kalam, Mantiq, Tasawuf, Filsafat India, Yunani, dan Filsafat Islam.
Setelah beliau selesai dalam belajar agama, lalu beliau ingin menambah pengalamannya dengan mengunjungi berbagai negara untuk mengkaji dan mendalami ilmu yang telah ia miliki dengan berdiskusi dengan para ulama' terkenal diberbagai daerah seperti Aleppo, damaskus, Antholia, dll. Dalam pengembaraan itu beliau menggunakan waktu luangnya untuk mengadakan perenungan sufi dan mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah secara kaum dan rutin.
Setelah beliau memperoleh dan pengalaman banyak dari pengembaraan tersebut, lalu beliau mengajarkan ilmu kepada para muridnya berupa filsafat israq berupa sikretisme antara paham agama, seperti Hindu, Zoroester, Yunani, dan ajaran Karamitha dan Syi'ah. Oleh karena ajaran yang dibawah Al Maqtul dianggap oleh Sultan Salahuddin al Ayyubi menyimpan dari ajaran Islam dan dapat menyesatkan umat, maka beliau mendapat hukuman berupa hukum bunuh.
Insya' Allah, bersambung......,