Tweet

Sesungguhnya apa yang akan saya tulis dalam artikel ini tidak akan dapat dipahami dan dirasakan, kecuali oleh orang-orang yang pernah merasakan dan mencicipi lezatnya rasa keimanan. Kita tentu sudah dapat memahami dan mencicipi kelezatan itu, karena kebenaran pada prinsip dan hakekatnya tidak tersembunyi dari fitrah, akan tetapi hawa nafsulah yang selalu menutupi penglihatan dan menyembunyikan dari kita semua jalan menuju kebenaran itu.
Keimanan itu tidak tampak, kecuali dengan bukti yang didorong oleh adanya rasa takut kepada Allah SWT. itulah cahaya yang menerangi pandanganmu yang mengungkapkan liku-liku jalan, sehingga kita dapat melaluinya dengan mulus, yaitu dengan hidayah dan pertolongan Allah SWT.
Ketahuilah, bahwa takwa itu tidak mungkin dapat terwujud dalam diri kita, kecuali dengan menempuh kehidupan dibawah naungan iman. Itulah konsekuensi logis darinya dan bergandengan erat dengannya, yaitu senantiasa takut kepada Allah SWT. ingin mendapatkan pahala-Nya dan takut akan azab dan murka-Nya.
Jangan sampai Allah melihatmu melampaui rancangan-Nya dan jangan sampai Dia melihatmu tidak menunaikan perintah-Nya. Hendaklah kita memahami hak-hak Allah dengan mentauhidkan-Nya, menghambakan diri kita dengan ikhlas dan mentaati segala perintah-Nya. Sehingga kita dapat merasakan nikmatnya hidup dan betul-betul merasakan lezatnya iman dengan catatan kita mendengarkan dan mengikuti seruan dan aturan-aturan yang diberlakukan Allah untuk kita.
Adapun sebuah konsep agar kita dapat merasakan lezatnya iman dan betul-betul menjadi orang yang takwa, yaitu dengan mengikuti aturan-aturan yang telah Allah berikan kepada kita dalam kata lain kita kerjakan apa yang menjadi kewajiban kita dan menjauhi apa yang telah Allah larang untuk kita, itu saja yang penting dalam menjalankannya perlu keikhlasan dan didalam diri kita ada rasa takut kepada Allah. Dengan demikian kita akan merasakan keteduhan dalam hati kita, karena sebuah ketaatan itu akan berbuah iman dan kita sendiri yang akan merasakan kelezatan dari buah keimanan tersebut.
Sesungguhnya apa yang akan saya tulis dalam artikel ini tidak akan dapat dipahami dan dirasakan, kecuali oleh orang-orang yang pernah merasakan dan mencicipi lezatnya rasa keimanan. Kita tentu sudah dapat memahami dan mencicipi kelezatan itu, karena kebenaran pada prinsip dan hakekatnya tidak tersembunyi dari fitrah, akan tetapi hawa nafsulah yang selalu menutupi penglihatan dan menyembunyikan dari kita semua jalan menuju kebenaran itu.
Keimanan itu tidak tampak, kecuali dengan bukti yang didorong oleh adanya rasa takut kepada Allah SWT. itulah cahaya yang menerangi pandanganmu yang mengungkapkan liku-liku jalan, sehingga kita dapat melaluinya dengan mulus, yaitu dengan hidayah dan pertolongan Allah SWT.
Ketahuilah, bahwa takwa itu tidak mungkin dapat terwujud dalam diri kita, kecuali dengan menempuh kehidupan dibawah naungan iman. Itulah konsekuensi logis darinya dan bergandengan erat dengannya, yaitu senantiasa takut kepada Allah SWT. ingin mendapatkan pahala-Nya dan takut akan azab dan murka-Nya.
Jangan sampai Allah melihatmu melampaui rancangan-Nya dan jangan sampai Dia melihatmu tidak menunaikan perintah-Nya. Hendaklah kita memahami hak-hak Allah dengan mentauhidkan-Nya, menghambakan diri kita dengan ikhlas dan mentaati segala perintah-Nya. Sehingga kita dapat merasakan nikmatnya hidup dan betul-betul merasakan lezatnya iman dengan catatan kita mendengarkan dan mengikuti seruan dan aturan-aturan yang diberlakukan Allah untuk kita.
Adapun sebuah konsep agar kita dapat merasakan lezatnya iman dan betul-betul menjadi orang yang takwa, yaitu dengan mengikuti aturan-aturan yang telah Allah berikan kepada kita dalam kata lain kita kerjakan apa yang menjadi kewajiban kita dan menjauhi apa yang telah Allah larang untuk kita, itu saja yang penting dalam menjalankannya perlu keikhlasan dan didalam diri kita ada rasa takut kepada Allah. Dengan demikian kita akan merasakan keteduhan dalam hati kita, karena sebuah ketaatan itu akan berbuah iman dan kita sendiri yang akan merasakan kelezatan dari buah keimanan tersebut.