mencapai kasyaf atau terbukannya rahasia yang ghaib. Seperti yang
terdapat dalam nas Al-Qur'an dan hadist yang mengandung arti tarekat,
suluk, shiroth, dan sabil yang semuanya itu mengandung arti yang sama,
yaitu menunjukkan jalan ke Allah.
Dalam sebuah hadist, Rasulullah saw. bersabda, hadist ini dari
Sayyidina Ali r.a. Aku berkata kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah,
manakah jalan yang sedekat-dekatnya kepada Allah, semudah-mudahnya
atas hamba Allah dan semulia-mulianya disisi Allah ?" Sabda Rasulullah
saw, "Ya Ali, sangat penting atas kamu berkekalan atau senantiasa
berzikrullah". Berkata Ali, "Ya Rasulullah, kebanyakan orang telah
berzikir kepada Allah", Rasulullah menjawab, "Ya Ali, tidak akan
terjadi kiamat apabila tidak ada yang tinggal lagi di muka bumi ini,
orang-orang yang mengucapkan Allah.... Allah."
Kemudian Sayyidina Ali berkata kepada Rasulullah, "Bagaimana caranya
aku berzikir itu, ya Rasulullah?" jawab Rasulullah: "Coba pejamkan
kedua matamu dan dengarkan dari saya ucapan tiga kali, kemudian
ucapkanlah olehmu wahai Ali, seperti ucapanku itu dan aku akan
dengarkan suaramu".
Ketika itu Rasulullah saw mengucapkan La Ilaha Illallah tiga kali,
sedangkan kedua matanya terpejam. Kemudian Ali pun mengucapkan kalimah
La Ilaha Illallah tiga kali, seperti yang diucapkan oleh Rasulullah
saw.
Kemudian Sayyidina Ali mengajarkan pula kepada Hasan Basri, Hasan
Basri mengajarkan kepada Al Habibi Al Ajay, dari Al Habib itu
diajarkan pula kepada Daud Athay, Daud Athay mengajarkan kepada Al
Ma'ruf Al Karkhi dari Al Ma'ruf Al Karkhi kepada As Suraa, dari As
Suura kepada Syekh Juned. Kemudian timbullah menjadi pelajaran dan
pendidikan yang sekarang dinamakan Tharekat Ahli Tasawuf.
Orang-orang yang berjalan ke jalan Allah menyebut kalimah La Ilaha
Illallah harus disertakan tasdiq, yang diantar oleh hati nurani ke
hadirat Allah.