Syekh Abul Qosim Al- Junaid adalah seorang sufi yang di lahirkan di kota Baghdad pada tahun 297 H.
Sejak usia anak-anak sudah nampak pada diri Syekh Junaid tentang kepandaian dan bakat ke ilmuannya, oleh karena itu sejak kecil, ayahnya yang bernama Muhammad Al-Khazzaz An-Nahawandi sudah memberikan bekal ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu agama kepada Syekh Junaid.
Setelah menginjak usia dewasa, orang tuanya mengirim beliau untuk memperdalam ilmu agamanya kepada para ulama. Dengan kecerdasan dan kesungguhannyauntuk memperdalam ilmu agama yang diberikan oleh para gurunya. Sehingga syekh Junaid dalam waktu yang singkat dapat menguasai ilmu agama dan dapat mengantarkannya menjadi seorang ahli tasawuf.
Sebagai seorang sufi yang terkenal, ada beberapa kisah yang menceritakan tentang keanehan yang pernah dilakukannya.
Syekh Junaid pernah mempunyai murid yang pandai dan mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Karena murid tersebut memiliki kelebihan. Sehingga beliau sangat menyenanginya.
Perilaku yang dilakukan oleh Syekh Junaid tersebut membuat murid-muridnya yang lain merasa iri. Untuk mengatasi hal tersebut, maka syekh Junaid memberi murid-muridnya seekor burung dan memerintahkan untuk menyembelihnya ditempat yang tidak dapat oleh siapa pun. Setelah mereka semua disuruh kembali dengan membawa burung yang sudah disembelih itu.
Setelah semuanya telah melakukan sembelihan, mereka menyerahkan burung yang telah disembelih itu kepada Syekh Junaid. Sedangkan murid yang sangat di sayangi oleh beliau kembali dengan membawa burung yang masih hidup. Melihat itu, syekh Junaid bertanya : "Kenapa engkau tidak menyembelihnya ?". Ia menjawab : " Aku telah pergi ke tempat yang jauh dan tidak ada seorangpun yang melihat, tetapi ketika aku ingin menyembelih burung ini, tetapi Allah mengikutiku dan melihat aku".
Mendengar jawaban sang murid tadi, Syekh Junaid berkata kepada murid-muridnya yang lain, "Sekarang kalian tahu kenapa aku menyayanginya, karena ilmu pengetahuannya lebih dari pada kalian".
Sejak usia anak-anak sudah nampak pada diri Syekh Junaid tentang kepandaian dan bakat ke ilmuannya, oleh karena itu sejak kecil, ayahnya yang bernama Muhammad Al-Khazzaz An-Nahawandi sudah memberikan bekal ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu agama kepada Syekh Junaid.
Setelah menginjak usia dewasa, orang tuanya mengirim beliau untuk memperdalam ilmu agamanya kepada para ulama. Dengan kecerdasan dan kesungguhannyauntuk memperdalam ilmu agama yang diberikan oleh para gurunya. Sehingga syekh Junaid dalam waktu yang singkat dapat menguasai ilmu agama dan dapat mengantarkannya menjadi seorang ahli tasawuf.
Sebagai seorang sufi yang terkenal, ada beberapa kisah yang menceritakan tentang keanehan yang pernah dilakukannya.
Syekh Junaid pernah mempunyai murid yang pandai dan mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Karena murid tersebut memiliki kelebihan. Sehingga beliau sangat menyenanginya.
Perilaku yang dilakukan oleh Syekh Junaid tersebut membuat murid-muridnya yang lain merasa iri. Untuk mengatasi hal tersebut, maka syekh Junaid memberi murid-muridnya seekor burung dan memerintahkan untuk menyembelihnya ditempat yang tidak dapat oleh siapa pun. Setelah mereka semua disuruh kembali dengan membawa burung yang sudah disembelih itu.
Setelah semuanya telah melakukan sembelihan, mereka menyerahkan burung yang telah disembelih itu kepada Syekh Junaid. Sedangkan murid yang sangat di sayangi oleh beliau kembali dengan membawa burung yang masih hidup. Melihat itu, syekh Junaid bertanya : "Kenapa engkau tidak menyembelihnya ?". Ia menjawab : " Aku telah pergi ke tempat yang jauh dan tidak ada seorangpun yang melihat, tetapi ketika aku ingin menyembelih burung ini, tetapi Allah mengikutiku dan melihat aku".
Mendengar jawaban sang murid tadi, Syekh Junaid berkata kepada murid-muridnya yang lain, "Sekarang kalian tahu kenapa aku menyayanginya, karena ilmu pengetahuannya lebih dari pada kalian".