Pada suatu hari, Bilal melihat Nur Ilahi dan mendengar imbauannya dalam lubuk hatinya yang suci dan murni. Maka ia mendapatkan Rasulullah saw. dan menyatakan keislamannya. Dan tidak lama kemudian beredar diantara kepala sukunya dari Bani Jumah, salah satunya adalah tuannya sendiri, yaitu Umayah bin Khalaf yang menganggap keislaman seorang hambanya sebagai tamparan pahit yang menghina dan menjatuhkan kehormatan mereka semua.
Pada suatu ketika, ditengah hari yang bulat; waktu padang pasir berganti rupa menjadi neraka Jahanam, mereka membawa Bilal keluar, lalu melemparkannya kepasir yang bagai menyala dalam keadaan telanjang, kemudian beberapa orang mengangkat batu besar yang panas dan menjatuhkannya diatas tubuh dan dada Bilal.
Siksaan itu berlangsung setiap hari, tinggallah Bilal dalam deraan panas dan tindihan batu, hingga ketika hari petang mereka tegakkan badannya dan mengikat lehernya dengan tali kemudian diseret keliling bukit dan jalan-jalan di kota Mekkah, sementara Bilal tiada berhenti dari bibirnya mengucapkan kalimat Ahad...Ahad...Ahad!.
Orang-orang yang diberi tugas untuk menyiksa Bilal, berpura-pura menaruh rasa kasihan kepadanya dan membujuk Umayah, mereka berkata : "Biarkanlah ia wahai Umayah! Demi Latta dan Uzza! Mulai saat ini ia takkan disiksa lagi ! Bilal ini anak buah kami, bukankah ibunya sahaya kami ? Nah, ia takkan rela bila nama kami menjadi ejekan dan cemoohan bangsa Quraisy !.
Bilal membuka matanya menentang para penipu untuk mengatur muslihat licik mereka itu, tetapi tiba-tiba ketegangan itu menjadi kendur dengan senyuman Bilal bagai cahaya fajar dari bibirnya dengan mengucapkan kalimat ! Ahad... Ahad... Ahad !. Sehingga Umayah bin Khalaf menjadi kesal dan memukul muka Bilal dan berkata " "Kesialan apa yang menimpa kami disebabkanmu, hai budak celaka! .
Waktu pagi hampir berlalu, waktu zhuhur dekat memjelang, dan Bilal pun dibawa ke padang pasir lagi untuk disiksa, namun Bilal sedikitpun imannya tergoyahkan, sementara mereka terus menyiksanya. Tiba-tiba datanglah sayyidina Abu Bakar r.a. dan berkata : "Apakah kalian akan membunuhnya, karena dia telah mengatakan bahwa Tuhanku adalah Allah ?!" kemudian katanya kepada Umayah bin Khalaf, "Terimalah ini untuk tebusannya lebih tinggi harganya dan bebaskanlah ia!.
Dijualnyalah Bilal kepada Abu Bakar Shiddiq dan kemudian pergilah Abu Bakar dan sahabatnya kepada Rasulullah saw. dan menyampaikan berita gembira tentang kebebasan Bilal , maka saat itu tak ubah seperti hari raya, ketika mendengar berita bahwa Bilal telah bebas menjadi budaknya Umayah bin Khalaf.
Ketika Rasulullah saw hijrah ke kota Madinah, beliaupun mensyari'atkan adzan untuk melakukan shalat. Kemudian Rasulullah menunjuk Bilal bin Rabbah untuk menjadi muaddzin yang pertama dalam Islam.
Ketika perang Badar terjadi, Bilal mengambil barisan paling depan. Bertemulah Bilal dengan Umayyah bin Khalaf dalam peperangan itu, Bilal berkata kepada kaum muslimin, "Hai pembela-pembela Allah ! Ini dia gembong orang-orang kafir, Umayyah bin Khalaf ! Biar aku mati dari pada ia lolos !".
Berdatanganlah kaum Muslimin dengan pedang penyebar maut ditangan mereka mengepung Umayyah bersama puteranya. Umayyah bin Khalaf tewas ditangan Bilal bin Rabbah. Bilal memandangi tubuh Umayyah yang telah rubuh oleh tebasan pedang dengan lama sekali, kemudian ia bergegas meninggalkan tempat itu, sementara suaranya nyaring mengumandangkan kalimat Ahad.... Ahad... Ahad !.
Setelah Rasulullah saw. wafat, Bilal meminta izin kepada para sahabat untuk pergi ke Syiria dan menetap disana. Menurut riwayat Bilal diangkat menjadi Gubernur di Damsyiq dan Bilal bin Rabbah wafat dikota Damsyiq dan dimakamkan disana pula.
Ana sudahi dulu ceritanya, kalau ada kekurangan dalan cerita ini, ana mohon maaf dan berilah sarannya untuk diketahui kekuranganya.
WASSALAM
Pada suatu ketika, ditengah hari yang bulat; waktu padang pasir berganti rupa menjadi neraka Jahanam, mereka membawa Bilal keluar, lalu melemparkannya kepasir yang bagai menyala dalam keadaan telanjang, kemudian beberapa orang mengangkat batu besar yang panas dan menjatuhkannya diatas tubuh dan dada Bilal.
Siksaan itu berlangsung setiap hari, tinggallah Bilal dalam deraan panas dan tindihan batu, hingga ketika hari petang mereka tegakkan badannya dan mengikat lehernya dengan tali kemudian diseret keliling bukit dan jalan-jalan di kota Mekkah, sementara Bilal tiada berhenti dari bibirnya mengucapkan kalimat Ahad...Ahad...Ahad!.
Orang-orang yang diberi tugas untuk menyiksa Bilal, berpura-pura menaruh rasa kasihan kepadanya dan membujuk Umayah, mereka berkata : "Biarkanlah ia wahai Umayah! Demi Latta dan Uzza! Mulai saat ini ia takkan disiksa lagi ! Bilal ini anak buah kami, bukankah ibunya sahaya kami ? Nah, ia takkan rela bila nama kami menjadi ejekan dan cemoohan bangsa Quraisy !.
Bilal membuka matanya menentang para penipu untuk mengatur muslihat licik mereka itu, tetapi tiba-tiba ketegangan itu menjadi kendur dengan senyuman Bilal bagai cahaya fajar dari bibirnya dengan mengucapkan kalimat ! Ahad... Ahad... Ahad !. Sehingga Umayah bin Khalaf menjadi kesal dan memukul muka Bilal dan berkata " "Kesialan apa yang menimpa kami disebabkanmu, hai budak celaka! .
Waktu pagi hampir berlalu, waktu zhuhur dekat memjelang, dan Bilal pun dibawa ke padang pasir lagi untuk disiksa, namun Bilal sedikitpun imannya tergoyahkan, sementara mereka terus menyiksanya. Tiba-tiba datanglah sayyidina Abu Bakar r.a. dan berkata : "Apakah kalian akan membunuhnya, karena dia telah mengatakan bahwa Tuhanku adalah Allah ?!" kemudian katanya kepada Umayah bin Khalaf, "Terimalah ini untuk tebusannya lebih tinggi harganya dan bebaskanlah ia!.
Dijualnyalah Bilal kepada Abu Bakar Shiddiq dan kemudian pergilah Abu Bakar dan sahabatnya kepada Rasulullah saw. dan menyampaikan berita gembira tentang kebebasan Bilal , maka saat itu tak ubah seperti hari raya, ketika mendengar berita bahwa Bilal telah bebas menjadi budaknya Umayah bin Khalaf.
Ketika Rasulullah saw hijrah ke kota Madinah, beliaupun mensyari'atkan adzan untuk melakukan shalat. Kemudian Rasulullah menunjuk Bilal bin Rabbah untuk menjadi muaddzin yang pertama dalam Islam.
Ketika perang Badar terjadi, Bilal mengambil barisan paling depan. Bertemulah Bilal dengan Umayyah bin Khalaf dalam peperangan itu, Bilal berkata kepada kaum muslimin, "Hai pembela-pembela Allah ! Ini dia gembong orang-orang kafir, Umayyah bin Khalaf ! Biar aku mati dari pada ia lolos !".
Berdatanganlah kaum Muslimin dengan pedang penyebar maut ditangan mereka mengepung Umayyah bersama puteranya. Umayyah bin Khalaf tewas ditangan Bilal bin Rabbah. Bilal memandangi tubuh Umayyah yang telah rubuh oleh tebasan pedang dengan lama sekali, kemudian ia bergegas meninggalkan tempat itu, sementara suaranya nyaring mengumandangkan kalimat Ahad.... Ahad... Ahad !.
Setelah Rasulullah saw. wafat, Bilal meminta izin kepada para sahabat untuk pergi ke Syiria dan menetap disana. Menurut riwayat Bilal diangkat menjadi Gubernur di Damsyiq dan Bilal bin Rabbah wafat dikota Damsyiq dan dimakamkan disana pula.
Ana sudahi dulu ceritanya, kalau ada kekurangan dalan cerita ini, ana mohon maaf dan berilah sarannya untuk diketahui kekuranganya.
WASSALAM