Kemudian naik Malaikat Hafazah dengan membawa catatan amal puasa, sholat, nafkah jihan dan sifat wara'. Amal tersebut mempunyai suara seperti suara lebah dan bersinar seperti matahari. Tiga ribu malaikat menyertainya melewati langit ke tujuh. Malaikat yang menjaga langit ke tujuh berkata, "Berhentilah dan hantamkan pada anggota tubuh pemiliknya dan tutupkan pada hatinya. Aku malaikat yang bertugas mengurusi masalah zikir. Aku menutup setiap amal dari Tuhanku yang tidak mengharap keridhoan Allah Ta'ala. Ia hanya mencari kepopuleran dikalangan ahli Fiqh, mendapat posisi di kalangan ulama dan mengharap di kenal di semua ndgara. Allah memerintahku mencegah amalnya melewatiku hingga sesudahku. Setiap amal yang tidak ikhlas karena Allah adalah riya' Allah tidak akan menerima amal yang riya'.
Kemudian kata Rosulullah : Malaikat Hafaazah naik dengan membawa catatan amal hambanya berupa sholat, zakat, puasa, haji, umrah, berakhlak luhur, diam dan berzikir kepada Allah. Karena bagusnya amal ini para malaikat yang mengawasi tujuh langit mengiringinya hingga bisa sampai ke Allah Ta'ala. Mereka berhenti disisi Nya dan bersaksi bahwa amal tersebut adalah amal yang sholeh, ikhlas karena Allah.
Allah lalu berfirman, "Kamu semua yang mengetahui catatan amal hambaku,sedangkan aku sangat tahu isi hatinya, Hambaku tersebut dalam beramal tidak menghendaki Aku tetapi selain Aku. Maka Aku tetap melaknatnya."
para malaikat berkata, "Engkau melaknatnya. Kami mengikuti Mu melaknatnya." Lantas semua isi langit dan bumi ikut melaknatnya.
Mu'adz lalu menangis terisak-isak dan berkata, "Aku bertanya Wahai Rosulullah. Engkau seorang Nabi dan aku hanya Mu'adz. Bagaimana caranya agar aku memiliki keselamatan dan keikhlasan?"
Nabi bersabda, "Turutilah aku. Jika terdapat kekurangan dalam amalmu wahai Mu'adz. Jagalah mulutmu dari membicarakan kejelekan lawanmu terutama ahli Qur'annya,tanggunglah sendiri dosamu jangan kau bebankan kepada mereka, jangan memuji diri sendiri dan mencelah mereka, jangan membanggakan diri, jangan memasukkan urusan dunia dalam amal akhirat,jangan punya sifat riya' dalam amalmu, jangan merasa besar dalam majelismu agar orang lain menjaga kejelekan akhlakmu, jangan berbisik kepada seseorang bila terdapat orang lain, jangan mengagungkan diri hadapan manusia, niscaya akan memutus kebaikan-kebaikan di dunia dan akhirat, jangan mengoyak manusia karena bisa mengoyakmu anjing-anjing neraka pada hari kiamat. Lantas Allah berfirman :
Wannaasyithooti nasythoo.
"Mengertikah kamu yang dimaksud dengan NASYTHOOT ?"
"Apakah itu Ya Rosulullah ?"
"Yaitu anjing-anjing neraka yang menggerogoti daging manusia hingga tinggal tulangnya."
"Siapakah yang mampu mengatasi dan selamat ?" tanyaku.
Nabi menjawab, "Hai Mu'adz, sesungguhnya amal tersebut sangatlah mudah bagi yang diberi kemudahan oleh Allah, yaitu kamu mencintai manusia seperti halnya mencintai dirimu, jika kamu tidak suka akan sesuatu jangan melakukannya kepada orang lain maka kamu akan selamat hai Mu'adz.
Khalid bin Ma'dan berkata, "Menurut yang telah aku ketahui, tak ada seorangpun yang baca Qur'annya melebihi Mu'adz, setelah menerima hadits agung dari Rosulullah ini."
Kemudian kata Rosulullah : Malaikat Hafaazah naik dengan membawa catatan amal hambanya berupa sholat, zakat, puasa, haji, umrah, berakhlak luhur, diam dan berzikir kepada Allah. Karena bagusnya amal ini para malaikat yang mengawasi tujuh langit mengiringinya hingga bisa sampai ke Allah Ta'ala. Mereka berhenti disisi Nya dan bersaksi bahwa amal tersebut adalah amal yang sholeh, ikhlas karena Allah.
Allah lalu berfirman, "Kamu semua yang mengetahui catatan amal hambaku,sedangkan aku sangat tahu isi hatinya, Hambaku tersebut dalam beramal tidak menghendaki Aku tetapi selain Aku. Maka Aku tetap melaknatnya."
para malaikat berkata, "Engkau melaknatnya. Kami mengikuti Mu melaknatnya." Lantas semua isi langit dan bumi ikut melaknatnya.
Mu'adz lalu menangis terisak-isak dan berkata, "Aku bertanya Wahai Rosulullah. Engkau seorang Nabi dan aku hanya Mu'adz. Bagaimana caranya agar aku memiliki keselamatan dan keikhlasan?"
Nabi bersabda, "Turutilah aku. Jika terdapat kekurangan dalam amalmu wahai Mu'adz. Jagalah mulutmu dari membicarakan kejelekan lawanmu terutama ahli Qur'annya,tanggunglah sendiri dosamu jangan kau bebankan kepada mereka, jangan memuji diri sendiri dan mencelah mereka, jangan membanggakan diri, jangan memasukkan urusan dunia dalam amal akhirat,jangan punya sifat riya' dalam amalmu, jangan merasa besar dalam majelismu agar orang lain menjaga kejelekan akhlakmu, jangan berbisik kepada seseorang bila terdapat orang lain, jangan mengagungkan diri hadapan manusia, niscaya akan memutus kebaikan-kebaikan di dunia dan akhirat, jangan mengoyak manusia karena bisa mengoyakmu anjing-anjing neraka pada hari kiamat. Lantas Allah berfirman :
Wannaasyithooti nasythoo.
"Mengertikah kamu yang dimaksud dengan NASYTHOOT ?"
"Apakah itu Ya Rosulullah ?"
"Yaitu anjing-anjing neraka yang menggerogoti daging manusia hingga tinggal tulangnya."
"Siapakah yang mampu mengatasi dan selamat ?" tanyaku.
Nabi menjawab, "Hai Mu'adz, sesungguhnya amal tersebut sangatlah mudah bagi yang diberi kemudahan oleh Allah, yaitu kamu mencintai manusia seperti halnya mencintai dirimu, jika kamu tidak suka akan sesuatu jangan melakukannya kepada orang lain maka kamu akan selamat hai Mu'adz.
Khalid bin Ma'dan berkata, "Menurut yang telah aku ketahui, tak ada seorangpun yang baca Qur'annya melebihi Mu'adz, setelah menerima hadits agung dari Rosulullah ini."