Akhlak Nabi Muhammad
Nabi Muhammad Saw. sejak kecil sudah menunjukkan akhlak yang baik dalam dirinya, beliau ketika masih kecil terkenal dengan kejujurannya, berbudi pekerti yang baik dan memiliki kepribadian yang tinggi. Disamping itu Nabi Muhammad sejak kecilnya tidak pernah menyembah berhala dan memakan makanan yang dikurbankan untuk berhala-hala itu sebagaimana kebiasaan orang-orang Arab Jahiliyah pada waktu itu.
Akan keluhuran budi pekerti atau akhlak yang dimiliki Nabi Muhammad saw itu, sehingga beliau diberi gelar "Al-Amin" yang artinya orang yang dapat dipercaya. Pemberian gelar yang diberikan orang-orang Arab kepada beliau, karena Hajar Aswad terlepas dari tempatnya. Karena Hajar Aswad itu adalah batu yang mulia, maka yang berhak meletakkan kembali batu itu ketempatnya adalah harus orang yang mulia juga.
Oleh karena itu terjadilah perselisihan diantara mereka lantaran merasa sama-sama mulia dan berhak atas peletakkan Hajar Aswad tersebut, sehingga hampir terjadi keributan yang besar diantara mereka, namun dalam keadaan yang demikian itu ada orang tua yang berada diantara mereka yang mencegah agar jangan berebutan, karena hal itu akan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan. Kemudian orang tua itu memberi pandangan, lebih baik mencari seorang hakim yang dapat memutuskan masalah ini dan supaya memilih siapa saja yang pertama masuk ke masjid Haram di pagi hari, maka orang itulah dijadikan hakim. Rupanya mereka menyetujui pendapat orang tua itu dan keesokan harinya ternyata yang pertama masuk masjid itu adalah Muhammad saw. Maka kepada beliaulah masalah itu di adukan dan agar mau mengatur secara adil serta bijaksana agar tidak terjadi perselisihan diantara mereka.
Setelah ditemukan jalan keluarnya, kemudian Nabi Muhammad saw membentangkan sehelai kain dan meletakkan Hajar Aswad diatasnya, lalu Nabi Muhammad saw, menyuruh para pemuka Quraisy untuk mengambil setiap sudut kain itu dan mengangkatnya bersama-sama. Dengan demikian tiadalah perselisihan diantara mereka dan atas keputusan Muhammad itu mereka merasa puas, karena yang mengangkat batu itu masing-masing merasa menjadi orang yang mulia.
Sejak itulah orang-orang Quraisy memberikan gelar "Al-Amin". Mereka mempercayai beliau sebagai hakim yang adil dan bijaksana serta dapat mencegah timbulnya perselisihan diantara mereka.
Pertanyaan :
Al-Amin adalah sebuah gelar yang diberikan oleh orang-orang Quraisy, sebagai penghargaan atas keluhuran Akhlak beliau, namun kenapa setelah itu mereka membenci dan memusuhi, bahkan hendak membunuh beliau ?
Jawaban :
Sesungguhnya orang-orang Quraisy tidak membenci dan memusuhi beliau dari segi akhlaknya, namun karena beliau selalu saja melarang mereka untuk menyembah berhala yang dipuja-puja oleh nenek moyang mereka, sehingga mereka tidak menerima kalau berhala-berhala mereka dihina oleh Muhammad.
Nabi Muhammad Saw. sejak kecil sudah menunjukkan akhlak yang baik dalam dirinya, beliau ketika masih kecil terkenal dengan kejujurannya, berbudi pekerti yang baik dan memiliki kepribadian yang tinggi. Disamping itu Nabi Muhammad sejak kecilnya tidak pernah menyembah berhala dan memakan makanan yang dikurbankan untuk berhala-hala itu sebagaimana kebiasaan orang-orang Arab Jahiliyah pada waktu itu.
Akan keluhuran budi pekerti atau akhlak yang dimiliki Nabi Muhammad saw itu, sehingga beliau diberi gelar "Al-Amin" yang artinya orang yang dapat dipercaya. Pemberian gelar yang diberikan orang-orang Arab kepada beliau, karena Hajar Aswad terlepas dari tempatnya. Karena Hajar Aswad itu adalah batu yang mulia, maka yang berhak meletakkan kembali batu itu ketempatnya adalah harus orang yang mulia juga.
Oleh karena itu terjadilah perselisihan diantara mereka lantaran merasa sama-sama mulia dan berhak atas peletakkan Hajar Aswad tersebut, sehingga hampir terjadi keributan yang besar diantara mereka, namun dalam keadaan yang demikian itu ada orang tua yang berada diantara mereka yang mencegah agar jangan berebutan, karena hal itu akan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan. Kemudian orang tua itu memberi pandangan, lebih baik mencari seorang hakim yang dapat memutuskan masalah ini dan supaya memilih siapa saja yang pertama masuk ke masjid Haram di pagi hari, maka orang itulah dijadikan hakim. Rupanya mereka menyetujui pendapat orang tua itu dan keesokan harinya ternyata yang pertama masuk masjid itu adalah Muhammad saw. Maka kepada beliaulah masalah itu di adukan dan agar mau mengatur secara adil serta bijaksana agar tidak terjadi perselisihan diantara mereka.
Setelah ditemukan jalan keluarnya, kemudian Nabi Muhammad saw membentangkan sehelai kain dan meletakkan Hajar Aswad diatasnya, lalu Nabi Muhammad saw, menyuruh para pemuka Quraisy untuk mengambil setiap sudut kain itu dan mengangkatnya bersama-sama. Dengan demikian tiadalah perselisihan diantara mereka dan atas keputusan Muhammad itu mereka merasa puas, karena yang mengangkat batu itu masing-masing merasa menjadi orang yang mulia.
Sejak itulah orang-orang Quraisy memberikan gelar "Al-Amin". Mereka mempercayai beliau sebagai hakim yang adil dan bijaksana serta dapat mencegah timbulnya perselisihan diantara mereka.
Pertanyaan :
Al-Amin adalah sebuah gelar yang diberikan oleh orang-orang Quraisy, sebagai penghargaan atas keluhuran Akhlak beliau, namun kenapa setelah itu mereka membenci dan memusuhi, bahkan hendak membunuh beliau ?
Jawaban :
Sesungguhnya orang-orang Quraisy tidak membenci dan memusuhi beliau dari segi akhlaknya, namun karena beliau selalu saja melarang mereka untuk menyembah berhala yang dipuja-puja oleh nenek moyang mereka, sehingga mereka tidak menerima kalau berhala-berhala mereka dihina oleh Muhammad.