Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul tasawuf
1. Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari agama Majusi. Sejumlah besar orang Majusi di Iran Utara, setelah penaklukan Islam, banyak mempengaruhi tokoh sufi yang memang banyak berasal dari daerah itu, khususnya daerah Khurasan.
Menurut Dozy, tasawuf dikenal orang-orang Islam melalui orang persi, yang mendapatkan dari orang India sebelum datangnya Islam. Lebih jauh di Persia telah ada anggapan bahwa asal muasal segala sesuatu adalah Tuhan. Alam semesta ini pada dasarnya adalah pantulan Tuhan. Pendapat ini menurut pemikir Islam adalah kurang kuat, karena paham panteisme hanya terdapat pada sebagian kecil para sufi saja, sebab paham ini baru muncul setelah abad ke-6 dan ke-7 Hijriyah.
2. Pendapat yang mengatakan tasawuf berasal dari ajaran Kristen. Ignaz Goldziher, orientalis dari Austria; Asian Palacios, orientalis dari Spanyol; Alfred von Kremer, orientalis Jerman; dan R.A Nicholson, orientalis Inggris, memandang tasawuf Islam bersumber dari asketisme Kristen, karena Kependetaan Kristen cukup dikenal oleh orang-orang Arab disepanjang gurun suriah dan sinai. Para pertapa Kristen yang berdiam di gurun-gurun itu sedikit banyak telah memberikan inspirasi kepada zahid muslim generasi pertama. Disamping itu kegemaran para sufi dalam menghayati kehidupan kesunyian, memakai bulu domba, banyak berzikir, dll, menampakkan adanya pengaruh mistisime Kristen.
Pendapat ini juga kurang kuat, karena meskipun terdapat kemiripan antara asketisme Kristen dan asketisme Islam, namun asketismenya berbeda. Asketisme Islam didasarkan Al Qur'an, Sunnah dan kehidupan Rasulullah, sementara asketisme Kristen didasarkan pada asketisme para rahib. Dan sebenarnya masih banyak lagi pendapat lainnya.
Timbulnya tasawuf dalam Islam bersamaan dengan kelahiran agama Islam itu sendiri, yaitu Semenjak Muhammad di utus Allah menjadi rasul. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pribadi Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul telah melakukan uzlah di gua Hira untuk membersihkan hati dan mensucikan jiwa dari noda-noda yang menghinggapi masyarakat waktu itu. Uzlah Nabi di gua Hira merupakan cikal bakal tasawuf dalam Islam. Perilaku Rasulullah inilah yang mengilhami para sufi untuk beruzlah menjauhi dunia dan berperilaku sufi.
Tasawuf, semenjak cikal bakal keberadaannya pada masa Rasulullah Saw hingga saat ini melewati fase panjang, yaitu :
Pada era sahabat dan tabi'in ini, muncul Hasan al Basri dengan ajaran khauf di ikuti oleh Rabi'al al Adawiyah dengan ajaran cinta (hubb). Pada era ini, tasawuf masih dalam satu bentuk pendekatan pada Allah, yaitu dengan jalan zuhud.
Masa pengembangan, yaitu abad ke-3 dan ke-4 H. Pada masa ini, corak tasawuf sudah berbeda dibandingkan dengan era sebelumnya. Tasawuf sudah bercorak fana', yaitu melebur atau menjadi satu antara Tuhan dan makhluk. Pada periode ini pula muncul aliran tasawuf yang seolah terpisah dari agama, tetapi berdiri sendiri menjadi agama, sehingga muncul tasawuf psikologi, tasawuf akhlak, dan tasawuf metafisika.
Masa konsolidasi, yaitu pada abad ke-5 H yang ditandai kembalinya tasawuf pada Al Qur'an dan as-Sunnah. Pada masa ini terjadi pertentangan tajam antara tasawuf falsafi yang bersikap rasional, semi filsafat, dan penuh dengan paham-paham rasionalisme dengan tasawuf sunni yang berakar dari Al Qur'an dan Hadist.
Masa tasawuf falsafi, yang ditandai dengan perkembangan tasawuf rasional (falsafi) pada abad ke-6 H. Tasawuf pada era ini berkembang dengan cepat dengan corak filsafat, artinya tasawuf bercampur dengan term-term filsafat dan adanya usaha untuk menggabungkan antara dunia tasawuf dengan dunia filsafat yang selama ini dianggap berseberangan. Tokoh tasawuf pada masa ini diantaranya adalah Suhrawardi, Ibn Arabi, dan Mulla Shadra. Pada masa inilah menurut para pemikir Islam, tasawuf mengalami zaman keemasan secara teoritis.
Masa sosialisasi, yaitu pada abad ke VI dan VII H. Pada masa ini tasawuf menjadi pandangan hidup dan dasar perilaku masyarakat untuk menemukan Tuhan. Tasawuf bukan lagi dipenuhi teori yang rumit-rumit, telah menjadi perilaku sosial kemasyarakatan. Tasawuf telah menjadi ruh masyarakat Islam dalam berinteraksi sosial dan individual kepada Tuhan.
1. Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari agama Majusi. Sejumlah besar orang Majusi di Iran Utara, setelah penaklukan Islam, banyak mempengaruhi tokoh sufi yang memang banyak berasal dari daerah itu, khususnya daerah Khurasan.
Menurut Dozy, tasawuf dikenal orang-orang Islam melalui orang persi, yang mendapatkan dari orang India sebelum datangnya Islam. Lebih jauh di Persia telah ada anggapan bahwa asal muasal segala sesuatu adalah Tuhan. Alam semesta ini pada dasarnya adalah pantulan Tuhan. Pendapat ini menurut pemikir Islam adalah kurang kuat, karena paham panteisme hanya terdapat pada sebagian kecil para sufi saja, sebab paham ini baru muncul setelah abad ke-6 dan ke-7 Hijriyah.
2. Pendapat yang mengatakan tasawuf berasal dari ajaran Kristen. Ignaz Goldziher, orientalis dari Austria; Asian Palacios, orientalis dari Spanyol; Alfred von Kremer, orientalis Jerman; dan R.A Nicholson, orientalis Inggris, memandang tasawuf Islam bersumber dari asketisme Kristen, karena Kependetaan Kristen cukup dikenal oleh orang-orang Arab disepanjang gurun suriah dan sinai. Para pertapa Kristen yang berdiam di gurun-gurun itu sedikit banyak telah memberikan inspirasi kepada zahid muslim generasi pertama. Disamping itu kegemaran para sufi dalam menghayati kehidupan kesunyian, memakai bulu domba, banyak berzikir, dll, menampakkan adanya pengaruh mistisime Kristen.
Pendapat ini juga kurang kuat, karena meskipun terdapat kemiripan antara asketisme Kristen dan asketisme Islam, namun asketismenya berbeda. Asketisme Islam didasarkan Al Qur'an, Sunnah dan kehidupan Rasulullah, sementara asketisme Kristen didasarkan pada asketisme para rahib. Dan sebenarnya masih banyak lagi pendapat lainnya.
Timbulnya tasawuf dalam Islam bersamaan dengan kelahiran agama Islam itu sendiri, yaitu Semenjak Muhammad di utus Allah menjadi rasul. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pribadi Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul telah melakukan uzlah di gua Hira untuk membersihkan hati dan mensucikan jiwa dari noda-noda yang menghinggapi masyarakat waktu itu. Uzlah Nabi di gua Hira merupakan cikal bakal tasawuf dalam Islam. Perilaku Rasulullah inilah yang mengilhami para sufi untuk beruzlah menjauhi dunia dan berperilaku sufi.
Tasawuf, semenjak cikal bakal keberadaannya pada masa Rasulullah Saw hingga saat ini melewati fase panjang, yaitu :