Tweet
Nabi Daud as adalah keturunan dari Nabi Ishaq as bin Ibrahim as, dimasa itu telah bertahta seorang raja kafir bernama "jalut", sehingga dimasa itu pula hidupnya kaum Israil menjadi bercerai-berai dan tertindas disebabkan dari kelengahannya sendiri. Sesungguhnya setelah Nabi Musa dan Harun wafat, kaum Israil dipimpin oleh Yusya' bin Nun dekat dengan negeri Palestina. Kaum Israil selalu mengadakan peperangan terhadap bangsa disekitarnya, seperti 'Amaliqoh, Madyan, Aram dan lain-lain. Setelah semua pemimpinnya sudah tidak ada lagi, menjadi lengah, semakin lama mereka meninggalkan syariat agamanya yang ada dalam kitab Taurat. Karena itulah sehingga diantara mereka terjadi perpecahan.
Dalam keadaan yang demikian, barulah mereka merasakan kemudian mereka menemui Nabinya, yaitu Syamuil agar memintakan kepada Tuhan seorang raja yang akan memimpin mereka berperang dijalan Allah.
Sebagaimana Allah Swt. menerangkan hal itu dalam Al-Quran surah Al-Baqarah: 246, yang berbunyi :
Artinya :
" Tiadakah engkau tahu satu golongan dari Bani Israil sesudah matinya, ketika itu mereka berkata kepada Nabinya, yakni Syamuil. Mintakanlah kami kepada Tuhan, seorang raja yang akan memimpin kami berperang dijalan Allah. Berkata Nabi Syamuil : Barang kali kamu tidak akan mau berperang, jika benar-benar diperintahkan. Jawab mereka : Mengapakah kami tidak mau berperang dijalan Allah sedangkan kami dan anak-anak kami diusir mereka dari rumah kami ? Tetapi setelah mereka diperintah berperang, maka mereka berpaling tiada mau mengikuti, kecuali sedikit diantara mereka dan Allah lebih mengetahui akan orang-orang yang aniaya."
Bersamaan itu pula Nabi mereka memberikan keterangan bahwa sesungguhnya Allah telah mengutus seorang yang bernama Thalut untuk menjadi raja bagi mereka. Tetapi kaum Israil itu tidak mau menerima keterangan Nabinya, mereka menghina dan merendahkan Thalut.
Allah Swt. berfirman :
"Nabi mereka berkata : Sesungguhnya Allah telah mengutus Thalut menjadi raja bagimu. Mereka berkata : Bagaimanakah ia akan menjadi raja kami, sedang kami lebih patut menjadi raja dari padanya dan ia tidak mempunyai harta benda yang banyak. Berkata Nabinya : Sesungguhnya Allah telah memilihnya diantara kamu, serta dianugerahi ilmu yang dalam dan tubuh yang kuat, Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki dan luas karunia-Nya lagi mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 247)
Thalut yang oleh Allah dipilih menjadi raja bangsa Israil itu, kemudian berangkat bersama bala tentaranya untuk memerangi orang-orang durhaka, yaitu raja Jalut. Untuk memerangi raja Jalut ini, mereka harus menempuh jarak perjalanan yang sangat jauh, sehingga pula harus menyeberangi suatu sungai. Maka Thalut memberitahukan kepada kaumnya, bahwa mereka akan diuji keimanannya oleh Allah, yakni bila sampai disungai dilarang meminum airnya, kecuali sedikit saja. Tetapi ternyata setelah sampai disungai, banyak diantara mereka tidak memenuhi, mereka meminum air itu dengan sepuas-puasnya dengan alasan mereka terlalu haus. Sedangkan orang-orang yang beriman hanya minum sedikit saja. Mereka lalu meneruskan perjalanan dan akhirnya sampai ketempat tujuan, dari kebanyakan mereka yang tidak mematuhi peraturan ketika disungai itu, tiba-tiba hatinya merasa ketakutan, sehingga mereka mengundurkan diri untuk berperang.
Allah Swt. berfirman :
"Maka tatkala Thalut keluar bersama bala tentaranya, berkatalah ia: Bahwasanya Allah menguji hatimu dengan suatu sungai. Barangsiapa yang minum dari air itu, maka tiadalah dari golonganku dan barangsiapa yang tidak meminumnya dialah dari golonganku, kecuali orang yang meminum sekedar ciduk telapak tangannya. Maka mereka meminum air itu, selain dari pada beberapa orang diantara mereka. Setelah Thalut melampaui sungai itu bersama orang-orang yang beriman, berkata mereka itu : Tidaklah kami kuasa pada hari ini memerangi Jalut serta bala tentaranya. Berkata orang-orang yang mengetahui, bahwa mereka akan menemui Allah ; Berapa banyaknya kaum yang sedikit dapat mengalahkan kaum yang dengan izin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.
Nabi Daud as adalah keturunan dari Nabi Ishaq as bin Ibrahim as, dimasa itu telah bertahta seorang raja kafir bernama "jalut", sehingga dimasa itu pula hidupnya kaum Israil menjadi bercerai-berai dan tertindas disebabkan dari kelengahannya sendiri. Sesungguhnya setelah Nabi Musa dan Harun wafat, kaum Israil dipimpin oleh Yusya' bin Nun dekat dengan negeri Palestina. Kaum Israil selalu mengadakan peperangan terhadap bangsa disekitarnya, seperti 'Amaliqoh, Madyan, Aram dan lain-lain. Setelah semua pemimpinnya sudah tidak ada lagi, menjadi lengah, semakin lama mereka meninggalkan syariat agamanya yang ada dalam kitab Taurat. Karena itulah sehingga diantara mereka terjadi perpecahan.
Dalam keadaan yang demikian, barulah mereka merasakan kemudian mereka menemui Nabinya, yaitu Syamuil agar memintakan kepada Tuhan seorang raja yang akan memimpin mereka berperang dijalan Allah.
Sebagaimana Allah Swt. menerangkan hal itu dalam Al-Quran surah Al-Baqarah: 246, yang berbunyi :
Artinya :
" Tiadakah engkau tahu satu golongan dari Bani Israil sesudah matinya, ketika itu mereka berkata kepada Nabinya, yakni Syamuil. Mintakanlah kami kepada Tuhan, seorang raja yang akan memimpin kami berperang dijalan Allah. Berkata Nabi Syamuil : Barang kali kamu tidak akan mau berperang, jika benar-benar diperintahkan. Jawab mereka : Mengapakah kami tidak mau berperang dijalan Allah sedangkan kami dan anak-anak kami diusir mereka dari rumah kami ? Tetapi setelah mereka diperintah berperang, maka mereka berpaling tiada mau mengikuti, kecuali sedikit diantara mereka dan Allah lebih mengetahui akan orang-orang yang aniaya."
Bersamaan itu pula Nabi mereka memberikan keterangan bahwa sesungguhnya Allah telah mengutus seorang yang bernama Thalut untuk menjadi raja bagi mereka. Tetapi kaum Israil itu tidak mau menerima keterangan Nabinya, mereka menghina dan merendahkan Thalut.
Allah Swt. berfirman :
"Nabi mereka berkata : Sesungguhnya Allah telah mengutus Thalut menjadi raja bagimu. Mereka berkata : Bagaimanakah ia akan menjadi raja kami, sedang kami lebih patut menjadi raja dari padanya dan ia tidak mempunyai harta benda yang banyak. Berkata Nabinya : Sesungguhnya Allah telah memilihnya diantara kamu, serta dianugerahi ilmu yang dalam dan tubuh yang kuat, Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki dan luas karunia-Nya lagi mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 247)
Thalut yang oleh Allah dipilih menjadi raja bangsa Israil itu, kemudian berangkat bersama bala tentaranya untuk memerangi orang-orang durhaka, yaitu raja Jalut. Untuk memerangi raja Jalut ini, mereka harus menempuh jarak perjalanan yang sangat jauh, sehingga pula harus menyeberangi suatu sungai. Maka Thalut memberitahukan kepada kaumnya, bahwa mereka akan diuji keimanannya oleh Allah, yakni bila sampai disungai dilarang meminum airnya, kecuali sedikit saja. Tetapi ternyata setelah sampai disungai, banyak diantara mereka tidak memenuhi, mereka meminum air itu dengan sepuas-puasnya dengan alasan mereka terlalu haus. Sedangkan orang-orang yang beriman hanya minum sedikit saja. Mereka lalu meneruskan perjalanan dan akhirnya sampai ketempat tujuan, dari kebanyakan mereka yang tidak mematuhi peraturan ketika disungai itu, tiba-tiba hatinya merasa ketakutan, sehingga mereka mengundurkan diri untuk berperang.
Allah Swt. berfirman :
"Maka tatkala Thalut keluar bersama bala tentaranya, berkatalah ia: Bahwasanya Allah menguji hatimu dengan suatu sungai. Barangsiapa yang minum dari air itu, maka tiadalah dari golonganku dan barangsiapa yang tidak meminumnya dialah dari golonganku, kecuali orang yang meminum sekedar ciduk telapak tangannya. Maka mereka meminum air itu, selain dari pada beberapa orang diantara mereka. Setelah Thalut melampaui sungai itu bersama orang-orang yang beriman, berkata mereka itu : Tidaklah kami kuasa pada hari ini memerangi Jalut serta bala tentaranya. Berkata orang-orang yang mengetahui, bahwa mereka akan menemui Allah ; Berapa banyaknya kaum yang sedikit dapat mengalahkan kaum yang dengan izin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.
Halaman » 1 | 2 | Selanjutnya » |