Maha Suci Allah yang telah menciptakan segalanya menurut kehendak-Nya.
Hati ini rasanya tidak henti-hentinya menangis, merenungkan ulah manusia yang terus menerus melahirkan bencana alam maupun bencana sosial, koran, televisi dan media informasi lainnya cukup memberikan kegelisahan yang luar biasa dengan berbagai macam beritanya yang cenderung membangkitkan semangat dan emosi sosial. Seolah media selalu memicu orang untuk berbuat apapun secara emosi.
Gempa yang beruntun terjadi di Ranah Minang, Jambi dan Bengkulu dan baru-baru ini gempa kembali mengguncang tanah negeri ini sangat ironis sekali jika bencana ini menjadikan diri kita lebih baik dan sedikit sekali menoleh kebelakang apa yang telah kita perbuat sehingga Allah murka dengan sebagian dari bangsa ini.
Ada empat (4) hal yang akan dikirim Allah kepada umat manusia ketika mereka telah tidak mengindahkan aturan-aturan Allah maupun aturan manusia yang telah disepakati.
Untuk lebih meyakinkan bahwa banjir, gempa, kecelakaan udara, laut dan darat adalah benar-benar kiriman Allah. Didalam Al-Qur'an Allah telah mengisyaratkan;
"Maka masing-masing(mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri".
1. Hujan batu, isyarat ini telah ditunjukkan Allah di Jawa Barat, longsoran gunung yang menimbun ratusan masyarakat berdosa atau tidak yang berada di sekitarnya, bisakah ayat koran kebenaran ayat Alquran di atas?
2. Ditimpakan suara menggelegar yang mematikan, dalam bahasa bumi, bukankah bom Marriot. Red ditambahkan (bom-bom yang lain) yang diledakan Noordim M. Top adalah suara keras itu, benarkah?
3. Allah benamkan manusia didalam bumi, lihatlah ketika gunung pada longsor, bangunan tinggi dan rendah rata dengan tanah akibat gempa, dan lihat berapa saudara kita yang mati tertimbun didalamnya? Apakah ini juga termasuk katagori ayat Quran yang dibahasakan dalam ayat koran?
4. Allah pun akan menenggelamkan sebagian umat manusia dengan banjir bandang, ingat di Mandailing Natal, mungkinkah itu juga cukup untuk argumentasi kemarahan Allah kepada umat manusia, termasuk kita semua ini?.
Ending-nya adalah bagaimana kita semua mensikapi kejadian-kejadian alam yang notabene sebagai ayat-ayat Allah untuk kita jadikan wacana kesadaran bahwa kita semua memiliki tanggung jawab yang sama, baik birokrasi, politisi, kiai maupun masyarakat kecil untuk saling bergandeng tangan membangun negeri ini dengan kejujuran tanpa ambisi pribadi dan semangat kemerdekaan yang hakiki.
Sehingga Badan Meteorologi tidak lagi grogi memberikan informasi, para politisi, birokrasi dan kiai tergerak untuk memberikan subsidi dan minimal rasa empati yang tulus dari hati nurani.
Sehingga demokrasi,polisi, reformasi, pemberantas korupsi, yang jadi Buaya maupun Cicak, Kadal atau Komodo, Satpol PP dan PKL, semua nya berhenti bertikai sebelum Allah mengirim kemarahan alam yang lainnya yang menyebabkan kita semua menjadi porak porak poranda.
Dan semoga gempa dan bencana lainnya cukup untuk menjadi ayat-ayat KORAN, karena kita malas membuka AL-QUR'AN. (*)
Sumber : Harian Pagi Sumatera Ekpres
Ditulis Oleh : KH. Mudatsir Tamari
Pengasuh Pesantren Al Azhar, Sungai Lilin- Sumatera Selatan- Indonesia.
Hati ini rasanya tidak henti-hentinya menangis, merenungkan ulah manusia yang terus menerus melahirkan bencana alam maupun bencana sosial, koran, televisi dan media informasi lainnya cukup memberikan kegelisahan yang luar biasa dengan berbagai macam beritanya yang cenderung membangkitkan semangat dan emosi sosial. Seolah media selalu memicu orang untuk berbuat apapun secara emosi.
Gempa yang beruntun terjadi di Ranah Minang, Jambi dan Bengkulu dan baru-baru ini gempa kembali mengguncang tanah negeri ini sangat ironis sekali jika bencana ini menjadikan diri kita lebih baik dan sedikit sekali menoleh kebelakang apa yang telah kita perbuat sehingga Allah murka dengan sebagian dari bangsa ini.
Ada empat (4) hal yang akan dikirim Allah kepada umat manusia ketika mereka telah tidak mengindahkan aturan-aturan Allah maupun aturan manusia yang telah disepakati.
Untuk lebih meyakinkan bahwa banjir, gempa, kecelakaan udara, laut dan darat adalah benar-benar kiriman Allah. Didalam Al-Qur'an Allah telah mengisyaratkan;
"Maka masing-masing(mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri".
1. Hujan batu, isyarat ini telah ditunjukkan Allah di Jawa Barat, longsoran gunung yang menimbun ratusan masyarakat berdosa atau tidak yang berada di sekitarnya, bisakah ayat koran kebenaran ayat Alquran di atas?
2. Ditimpakan suara menggelegar yang mematikan, dalam bahasa bumi, bukankah bom Marriot. Red ditambahkan (bom-bom yang lain) yang diledakan Noordim M. Top adalah suara keras itu, benarkah?
3. Allah benamkan manusia didalam bumi, lihatlah ketika gunung pada longsor, bangunan tinggi dan rendah rata dengan tanah akibat gempa, dan lihat berapa saudara kita yang mati tertimbun didalamnya? Apakah ini juga termasuk katagori ayat Quran yang dibahasakan dalam ayat koran?
4. Allah pun akan menenggelamkan sebagian umat manusia dengan banjir bandang, ingat di Mandailing Natal, mungkinkah itu juga cukup untuk argumentasi kemarahan Allah kepada umat manusia, termasuk kita semua ini?.
Ending-nya adalah bagaimana kita semua mensikapi kejadian-kejadian alam yang notabene sebagai ayat-ayat Allah untuk kita jadikan wacana kesadaran bahwa kita semua memiliki tanggung jawab yang sama, baik birokrasi, politisi, kiai maupun masyarakat kecil untuk saling bergandeng tangan membangun negeri ini dengan kejujuran tanpa ambisi pribadi dan semangat kemerdekaan yang hakiki.
Sehingga Badan Meteorologi tidak lagi grogi memberikan informasi, para politisi, birokrasi dan kiai tergerak untuk memberikan subsidi dan minimal rasa empati yang tulus dari hati nurani.
Sehingga demokrasi,polisi, reformasi, pemberantas korupsi, yang jadi Buaya maupun Cicak, Kadal atau Komodo, Satpol PP dan PKL, semua nya berhenti bertikai sebelum Allah mengirim kemarahan alam yang lainnya yang menyebabkan kita semua menjadi porak porak poranda.
Dan semoga gempa dan bencana lainnya cukup untuk menjadi ayat-ayat KORAN, karena kita malas membuka AL-QUR'AN. (*)
Sumber : Harian Pagi Sumatera Ekpres
Ditulis Oleh : KH. Mudatsir Tamari
Pengasuh Pesantren Al Azhar, Sungai Lilin- Sumatera Selatan- Indonesia.